Total Pageviews

Popular Posts

Powered By Blogger

Blog Archive

Thursday, April 7, 2011

emas sumatra



Yang Tercatat dan Yang Terlupakan tentang Nagari

Saya tidak tahu dari bahasa apa persisnya kata pinjaman nagorij dalam bahasa Belanda. Itulah salah sartu dari ratusan kata pinjaman dalam bahasa Belanda yang diambil dari bahasa-bahasa Nusantara. Bukan tidak mungkin kata itu berasal dari kata nagari dalam bahasa Minangkabau yang secara konseptual memang unik dan jarang didapat padanannya dalam konsep geopolitik tradisional di daerah-daerah lain di Indonesia.



Mungkin oleh sebab itu seorang L.C. Westenenk (1872-1930) tertarik kepada konsep geopolitik tradisional Minangkabau yang disebut nagari itu. Walau Asisten Resident Agam itu identik dengan penumpasan Pemberontakan Pajak di Kamang tahun 1908 – dalam Syair Perang Kamang karya Haji Ahmad Marzuki namanya disebut ‘Tuan Siteneng’ – tapi ia berjasa menulis sebuah buku tentang nagari, dan itulah satu-satu referensi tertulis yang terlengkap mengenai sistem ‘republik-republik kecil’ Minangkabau yang khas itu.



(lagi…)

Posted on on Agustus 27th, 2010 in Sejarah | 12 Comments »
Mencari Hari Pers Nasional Yang Punya Pijakan Sejarah[1]

Suryadi[2]

surayadi-makalah-suryadi-acara-aji

Dja Endar Moeda (kiri) dan Majoeddin Datoek Soetan Maharadja (kanan), (Sumber: Bintang Hindia Thn. 1, No.15 (25 Juli 1903: 273 dan Amran 1986:155)





Pendahuluan



Sebagaimana telah sama diketahui, Hari Pers Nasional diperingati pada tanggal 9 Januari setiap tahunnya. Penetapan tanggal itu didasarkan atas pertemuan sejumlah wartawan pribumi di Solo pada tanggal 9 Februari 1946 untuk membentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Dalam Kongres Nasional Ke-16 PWI di Padang, 4-7 Desember 1978, peserta kongres di bawah pimpinan Harmoko yang pada waktu itu menjabat sebagai pimpinan PWI pusat mengusulkan kepada pemerintah agar menetapkan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional (Peringatan 1985/86:9). Melalui Surat Keputusan Presiden No. 5 tahun 1985 pemerintah kemudian menetapkan hari lahir PWI itu resmi menjadi Hari Pers Nasional (ibid.:103; Lampiran 1).



(lagi…)

Posted on on Agustus 8th, 2010 in Sejarah | 1 Comment »
Hikayat Padi Sumatra

padi-menguningPada tahun 1887-1889 satu tim ekspedisi ilmiah dari Belanda menjelajahi pedalaman pulau Sumatra, mulai dari Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi sampai Sumatra Barat. Dalam tim itu bergabung para sarjana dari berbagai displin ilmu, seperti botani, etnologi, geografi, zoologi, dan etnomusikologi.



Dua orang yang terkemuka dalam tim itu adalah A. L. van Hasselt dan Johannes François Snellman. Ekspedisi itu berlangsung berbulan-bulan menembus hutan, gunung, dan sungai, dipandu oleh beberapa pemuka adat, dan diperlengkapi dengan persediaan bahan makanan dan alat-alat perabotan yang dipikul oleh puluhan pembantu pribumi.



(lagi…)

Posted on on Juli 3rd, 2010 in Sejarah | No Comments »
Sebuah Catatan tentang Ibadah Haji oleh Dja Endar Moeda, 1903 (Bagian Kedua - Tamat)

PERJALANAN KE “TANAH SUCI[1]”

Oleh

Dja Endra[2] Moeda



Hampir setiap tahun kita melihat beribu-ribu hamba Allah pergi ke Mekah, menjalang[3] Baitullah dan ziarah ke kubur Nabi Muhamad[4], junjungan kita, di Medinah. Adapun maksud sekalian sidang makhluk itu pergi ke sana ialah hendak mencukupkan rukun Islam.



Di antara orang yang banyak itu tecampurlah beberapa tahun y. s. [5] pengarang karangan ini. Ia mengunjungi Tanah Suci itu dengan 4 maksud.

Pertama hendak membaikkan kubur orang tuanya, yang telah berpulang ke rahmat Allah di situ;

Kedua hendak ziarah ke kubur Rasulullah;

Ketiga hendak mencukupkan rukun Islam;

Keempat hendak melihat termasa tanah asing.

(lagi…)

Posted on on Mei 18th, 2010 in Sejarah | No Comments »
Sebuah Catatan tentang Ibadah Haji oleh Dja Endar Moeda, 1903 (Bagian Pertama)



suryadi-dja-endar-moeda1Pengantar



Teks yang disajikan dalam artikel ini adalah catatan tentang ibadah haji dan tanah Hejaz yang ditulis oleh seorang Indonesia. Teks itu diterbitkan dalam berkala Bintang Hindia[1] pada tahun 1903. Teks itu berjudul “Perdjalanan ke-‘Tanah-tjoetji’”, yang ditulis oleh salah seorang intelektual pribumi bernama Dja Endar Moeda. Dalam teks ini Dja Endar Moeda banyak memberikan ‘tip’ dan nasehat agar para calon haji dari Nusantara dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik. Ia tidak bercerita tentang prosesi ibadah haji itu sendiri. Ia mencatatkan 44 PASAL (44 hal) yang harus diperhatikan oleh para calon jemaah haji Nusantara supaya perjalanan mereka ke Tanah Suci dapat berjalan lancar dan ibadah haji mereka dapat dilaksanakan dengan sukses.

(lagi…)

Posted on on Mei 16th, 2010 in Sejarah | 1 Comment »
Seabad Usia PT. Semen Padang

suryadi-seabad-usia-pt-semen-padangPada 18 Maret 1910, ketika Eropa baru dijelang awal musim semi, sepuluh pihak (mewakili perusahaan atau atas nama pribadi) berikrar di hadapan notaris Johannes Pieter Smits di Amsterdam, Belanda. Mereka menyepakati akta pendirian NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij (NV NI-PCM) yang fisiknya sendiri berada jauh di Hindia Belanda, di sebuah perkampungan sunyi di pinggiran kota Padang. Akta no.358 itu menjelaskan hak dan kewajiban para pemegang saham yang telah mengumpulkan modal bersama sebesar f 1.350.000. (Suryadi, Singgalang, 4-2-2010).

(lagi…)

Posted on on Maret 19th, 2010 in Sejarah | 3 Comments »
Statuta Pendirian NV “NV NI-PCM” (Cikal Bakal PT. Semen Padang)

suryadi-statuta-pendirian-pt-semen-padang1Menyambung tulisan saya tentang usaha melacak arsip PT Semen Padang di Belanda (Singgalang, 26/1/2010), dalam artikel ini saya ingin menyajikan untuk pembaca statuta pendirian perusahaan Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij (NV NI-PCM), cikal bakal PT Semen Padang. Hal ini sudah disinggung juga oleh Mestika Zed, Hasril Chaniago, dan Khairul Jasmi dalam Indarung: Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia (Jakarta: Sinar Harapan, 2001:48-50), namun deskripsi dalam buku itu belum menyebutkan seluruh penanam modal pertama (atas nama perusahaan dan ribadi) yang menanamkan saham mereka di NV NI-PCM dan jumlah saham masing-masing.

Statuta pendirian NV NI-PCM disepakati di Amsterdam pada tanggal 18 Maret 1910 di depan notaris Johannes Pieter Smits (Akte no.358). Perusahaan yang fisiknya sudah dibangun di Indarung sejak 1907 itu berbentuk naamlooze venootschap (NV).

(lagi…)

Posted on on Februari 4th, 2010 in Sejarah | No Comments »
Melacak Arsip PT. Semen Padang di Belanda

suryadi-pt-semen-padang-suryadi-singgalang21Beberapa bulan yang lalu saya menerima email dari Khairul Jasmi dan Hasril Chaniago. Isinya: dalam rangka peringatan 100 tahun PT Semen Padang (1910-2010) mereka akan menulis buku tentang perjalanan sejarah perusahaan yang terkemuka di Sumatera Barat itu. Diharapkan isinya akan lebih lengkap dari buku Indarung: Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia oleh Mestika Zed, Hasril Chaniago, Khairul Jasmi (Jakarta: Sinar Harapan, 2001) yang ditulis dalam rangka peringatan 90 tahun PT Semen Padang. “Tugas Suryadi: Mengumpulkan arsip PT Semen Padang yang tersimpan di Belanda”, demikian lanjutan isi email itu. Maka sejak itu saya bersitungkin melacak tempat penyimpanan arsip-arsip PT Semen Padang di Negeri Kincir Angin itu.

(lagi…)

Posted on on Januari 26th, 2010 in Sejarah | 8 Comments »
Hidup Di Negeri ‘Langganan’ Gempa

Konon kepulauan Nusantara dulunya adalah ‘benua yang hilang’. Jika kita lihat peta Indonesia, memang tampak agak aneh (dan unik): terdiri dari pulau-pulau besar-kecil yang terletak antara daratan Asia dan ‘terra incognita’ Australia. Indonesia seperti pecahan material bumi yang berserakan. Sepertinya pada masa lampau telah terjadi letusan hebat di kawasan khatulistiwa yang membuat kulit bumi di wilayah ini terpecah-pecah sehingga meninggalkan sisa seperti sekarang ini: kepulauan Nusantara. Gunung api paling banyak ditemukan di Indonesia. Danau Toba konon terbentuk dari sebuah letusan gunung yang maha dahsyat pada zaman kuno.

(lagi…)

Posted on on Oktober 13th, 2009 in Sejarah | 7 Comments »
Sejarah Tambang Emas SALIDA, Pesisir Selatan

suryadi-foto-tambang-salida1

Mungkin tambang emas Salida (selanjutnya: Tambang Salida) di Pesisir Selatan adalah tambang tertua di Sumatra, bahkan mungkin di Indonesia. Sayang sekali tak banyak sejarawan yang tertarik untuk meneliti sejarah tambang ini (dalam sumber-sumber sejarah tertulis “Salida”, bukan “Salido”), padahal studi sejarah tambang mulai trend akhir-akhir ini.

Sebelum kedatangan VOC di pantai barat Sumatra, kandungan emas di Salida sudah ditambang oleh penduduk setempat. Jauh sebelum bangsa Barat berhasil menemukan Sumatra, berita mengenai ‘Pulau Emas’ sudah sampai ke Eropa melalui cerita-cerita para pelaut Arab. Penyair Portugis yang terkenal, Luiz de Camoens (1524-1580), menulis dalam Os Lusiadas (terbit 1572), sebuah puisi epik panjang yang monumental, tentang Gunung Ophir di Pasaman yang kaya emas, yang diperdagangkan oleh penduduk lokal dengan orang asing. Camoens bertualang hanya sampai di Goa, India, dan tidak pernah sampai di Sumatra.

No comments:

Post a Comment

Labels